Kelas : 4EB22
NPM : 21210248
1.
Penetapan
Harga Transfer
Penetapan
harga transfer adalah
penentuan harga barang dan jasa yang dijualbelikan oleh unit operasi atau
divisi dalam satu perusahaan. Harga transfer berkaitan dengan pertukaran intra
perusahaan, yaitu transaksi antara penjual dan pembeli yang bernaung di bawah
perusahaan induk yang sama. Apabila perusahaan berekspansi ke berbagai Negara,
maka penetapan transfer menjadi semakin kompleks. Dalam menentukan harga
transfer untuk cabang-cabangnya, perusahaan global harus menghadapi sejumlah isu,
termasuk di dalamnya pajak, bea cukai, dan tariff; aturan transfer laba
setempat; serta tujuan mitra usaha patungan yang kadangkala saling bertentangan;
dan regulasi pemerintah.
Ada tiga pendekatan alternative
dalam menentukan harga transfer. Penggunaan masing-masing pendekatan bervariasi
berdasarkan sifat perusahaan, produk, pasar, dan lingkungan historis dari
setiap kasus. Ketiga alternatif tersebut meliputi :
1. Cost-based
transfer pricing
Karena perusahaan menentukan biaya
secara berbeda-beda, beberapa perusahaan yang menggunakanpendekatan berbasis
biaya bisa mendapatkan harga transfer yang hanya mencerminkan biaya manufaktur
variabel dan tetap. Cara menentukan atau mengelompokkan biaya bisa berdampak
pada tariff dan bea cukai yang dikenakan pada kantor cabang perusahaan global.
Salah satu variasi dari cost-based
approach adalah cost-plus pricing.
Dalam metode ini, perusahaan berpegang bahwa laba harus diperoleh untuk semua
produk atau jasa pada setiap tahap perpindahan (movement) yang dilalui dalam system korporasi.
2. Market-based
Harga transfer berbasis pasar
dihitung dari harga yang diperlukan agar bisa bersaing di pasar internasional.
Kendala dalam harga ini adalah biaya. Meskipun demikian, ada banyak variasi
dalam menentukan biaya. Karena biaya umumnya menurun seiring dengan kenaikan
volume, harus ada keputusan mengenai apakah harga akan didasarkan pada tingkat
volume saat ini atau tingkat yang direncanakan. Bila perusahaan akan
menggunakan market-based transfer pricing
untuk memasuki pasar baru yang terlalu kecil untuk mendukung manufaktur local,
maka sourcing dari Negara ketiga mungkin diperlukan. Ini memungkinkan
perusahaan mengembangkan nama atau waralabanya di pasar interasional tanpa
harus mengeluarkan investasi modal besar-besaran.
3. Negotiated
Transfer Pricing
Dalam pendekatan ini, cabang-cabang
perusahaan diperkenankan menegosiasikan sendiri harga transfer di antara
mereka. Dalam beberapa kasus, harga transfer final bisa saja mencerminkan biaya
dan harga pasar, namun itu bukan merupakan suatu keharusan. Standar pokok harga
transfer negosiasi adalah arm’s length price, yaitu harga yang dinegosiasikan
dua entitas independen yang tidak saling berkaitan.
Situasi krisis moneter dewasa ini "memaksa" pihak
manajemen perusahan untuk semakin cepat tanggap akan perubahan lingkungan yang
demikian cepat. Profesionalisme tampaknya kini semakin dibutuhkan. Pengendalian
perusahaan tidak lagi dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi atau pengalaman
saja, namun pengetahuan menjadi faktor penting lain yang perlu dipadukan. Maka
dalam kondisi resesi seperti yang kita hadapi saat ini, tugas manajemen dalam
mengendalikan perusahaan menjadi lebih berat lagi. Untuk mencapai tujuan
perusahaan, dibutuhkan koordinasi yang baik dari semua fungsi manajemen.
Pada dasarnya semua fungsi tersebut sama pentingnya sebagai
suatu sistem, namun pemasaran merupakan fungsi yang mempunyai intensitas
hubungan paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal justru dalam
lingkungan itulah perusahaan mempunyai keterbatasan yang paling besar dalam
pengendaliannya. Maka seringkali dikatakan bahwa pemasaran merupakan urat nadi
perusahaan, dalam arti sangat kritis kedudukannya dalam menentukan kelangsungan
hidup perusahaan, dan berperan penting dalam pengembangan strategi.
Strategi pemasaran sendiri dapat dibahas secara lebih rinci
dikaitkan dengan berbagai unsur, seperti dalam kaitannya dengan kepuasan
pelanggan, dengan pasar, dengan bauran pemasaran, dengan siklus, hidup produk,
ataupun dengan pemasaran internasional. Tulisan ini akan membahas secara
spesifik konteks strategi pemasaran dalam kaitannya dengan penetapan harga
(pricing strategy), dengan menekankan pada salah satu model penetapan harga.
Selama
periode di mana pertumbuhan ekonomi dan pendapatan meningkat, faktor non-harga
sempat menjadi kunci keberhasilan penjualan. Namun dalam tahun-tahun terakhir,
seiring dengan perubahan makro ekonomi yang mengakibatkan inflasi, pertumbuhan
penduduk yang semakin lambat, dan semakin maraknya kompetisi, maka faktor harga
menjadi salah satu problem utama yang harus dihadapi para marketer.
2. Menejemen Kas
Pengertian
Kas
Menurut Munawir (1983:14),
pengertian kas adalah sebagai berikut:
Kas
merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas
adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam
bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil
kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).
Pendapat
lainnya juga hampir sama di kemukakan oleh: Theodarus M. Tuanakotta, AK,
(1982:150) dalam bukunya Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan Publik, yaitu:
Kas dan bank
meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan
pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri
dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan
cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.
Dari
pendapat-pendapat tersebut diatas dapatlah di tarik kesimpulan bahwa kas adalah
seluruh uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat
apabila perusahaan membutuhkan.
Dana-Dana yang Berbentuk Kas dan
Laporannya
Untuk
menyusun dan melaporkan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan:
a. Mengklasifikasikan
perubahan-perubahan neraca yang terjadi pada dua titik waktu di dalam perubahan
yang menaikkan dan menurunkan kas.
b. Mengklasifikasikan
dari laporan rugi laba dan perubahan laba di tahan ke dalam faktor-faktor yang
meningkatkan dan menurunkan laba.
Terdapat tiga motif utama seseorang
atau perusahaan dalam memegamg uang kas :
1) Motif transaksi: kas diperlukan untuk memenuhi
pembayaran-pembayaran yang timbul dari kegiatan-kegiatan bisnis sehari hari
2) Motif berjaga-jaga; kas diperlukan untuk
berjaga-jaga apabila terjadi kebutuhan pembayaran kas yang tak terduga
3) Motif spekulasi; kas diperlukan untuk melakukan
transaksi spekulasi agar mendapat keuntungan jika ada peluang jangka pendek.
Tips-tips cara pengelolaan kas :
1. Pengurangan waktu penagihan piutang, yaitu waktu
yang diperlukan untuk prosedur penagihan diusahakan secepat mungkin.
2. Pengurangan waktu pengumpulan kas, misalnya dengan
proses otomatisasi perbankan
3. Pengendalian pengeluaran kas secara mudah dan tepat
waktu dengan pemusatan utang dalam satu atau beberapa rekening.
4. Mebentuk prosedur operasional pembayaran kas
5. memperlambat pembayaran dengan PTD (payble trough
draft seperti cek mundur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya persediaan kas :
1. Perimbangan antara cash inflow dan cash outflow
2. Penyimpangan terhadap aliran kas yang diperkirakan
3. Adanya hubungan financial yang baik dengan
bank-bank
4. Penganggaran kas
Tujuan utama manajemen risiko
keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan
tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Resiko
volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar. Risiko pasar
terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun volatilitas harga atau tingkat,
akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya:
1.
Risiko
likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat diperdagangkan
secara bebas.
2.
Diskontinuitas
pasar, mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap,
3.
Risiko
kredit, merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko
tidak dapat memenuhi kewajibannya,
4.
Risiko
regulasi, adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu,
5.
Risiko
pajak, merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan, dan
6.
Risiko
akuntansi, adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai.
· MENGAPA MENGELOLA RISIKO KEUANGAN
Pertama, manajemen eksposur membantu
dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Manajemen eksposur yang
aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang
utama. Para pemberi saham, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari
manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko lebih
rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur
perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang
obligasi.
· PERANAN AKUNTANSI
Akuntansi manajemen memainkan peran yang penting dalam
proses risiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur
pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait dengan strategi respons
risiko alternative, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko
tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program
lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domnestik, maka perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestic mampu menjual dengan harga yang lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi. Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai. Peran lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
(1) antisipasi pergerakan kurs,
(2) pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi
perusahaan,
(3) perancangan strategi perlindungan yang memadai, dan
(4) pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.
Manajer
keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai
dengan lebih efisien dan efektif. Potensi terhadap risiko valas timbul apabila
perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas
suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi risiko
valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan transaksi.
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Potensi risiko transaksi, berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
PERLAKUAN AKUNTANSI
Potensi risiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan. Kelebihan antara aktiva terpapar resiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini) menyebabkan timbulnya posisi aktiva terpapar bersih. Posisi ini sering disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Potensi risiko transaksi, berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
PERLAKUAN AKUNTANSI
FASB menerbitkan FAS No 133, yang diklarifikasi melalui FAS
149 pada bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang
komprehensif atas akuntansi untuk transaksi derivative dan lindung nilai. Provisi
dasar standar ini adalah:
a. seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban,
b. keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative bukankan aktiva atau kewajiban,
a. seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban,
b. keuntungan dan kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative bukankan aktiva atau kewajiban,
c.
lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan
akuntansi khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung niai
secara tepat harus mengimbangi keuntungan dan kerugian sesuatu yang dilindungi
nilai
d. hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan
d. hubungan lindung nilai haruslah terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan
e.
keuntungan atau keruhian dari investasi bersih dalam mata uang asing pada awalnya
dicatat dalam laba komprehensif lainnya
f.
keuntungan atau kerugian lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum
pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian
dari laba komprehensif.
Proses pencapaian tujuan tidak lepas dari hambatan atau
kendala yang akan menghalangi pencapaian tujuan tersebut. MNC sebagai sebuah
perusahaan yang beroperasi di banyak negara harus mampu melimpahkan wewenang
kepada manajer anak perusahaan yang ada di luar negeri. Biaya dari kondisi ini
dikenal dengan nama agency cost. Agency cost pada perusahaan MNC lebih besar
daripada agency cost pada perusahaan domestik. Perbedaan ini dapat terjadi
karena beberapa hal seperti, sulitnya memonitor manajer-manajer dari anak-anak
perusahaan yang letaknya jauh dari negara asal. Manajer-manajer anak perusahaan
luar negeri yang tumbuh dalam budaya yang berbeda mungkin tidak mau mengejar
tujuan yang seragam. Besarnya ukuran dari perusahaan multinasional raksasa juga
menciptakan agency cost yang besar. Besarnya agency cost bervariasi menurut
gaya manajemen suatu perusahaan multinasional. Gaya manajemen terpusat bias
mengurangi agency cost karena gaya semacam ini memungkinkan manajer-manajer
perusahaan induk untuk mengontrol anak perusahaan di luar negeri, sehingga
mengurangi kekuasaan manajer-manajer anak perusahaan. Akan tetapi,
manajer-manajer perusahaan induk mungkin tidak sebaik manajer-manajer anak
perusahaan karena manajer-manajer perusahaan induk kurang memiliki pengetahuan
tentang lingkungan anak perusahaan. Sebaliknya, gaya manajemen
terdesentralisasi bias menimbulkan agency cost yang lebih besar jika
manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan yang tidak
dilandasi oleh tujuan memaksimumkan nilai perusahaan induk secara keseluruhan.
Gaya manajemen ini memiliki kelebihan lain, yaitu dekatnya manajer-manajer anak
perusahaan ke operasi dan lingkungan anak perusahaan.
Adanya untung-rugi dari pemakaian salah satu gaya manajemen di atas, sejumlah perusahaan multinasional berupaya untuk memanfaatkan keunggulan dari kedua gaya manajemen tersebut. Perusahaan induk memperbolehkan manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan penting mengenai operasi mereka sendiri, tetapi tetap dimonitor oleh manajemen perusahaan induk untuk menjamin agar keputusan-keputusan tersebut harmonis dengan tujuan perusahaan induk.
Selain agency cost, ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut.
Adanya untung-rugi dari pemakaian salah satu gaya manajemen di atas, sejumlah perusahaan multinasional berupaya untuk memanfaatkan keunggulan dari kedua gaya manajemen tersebut. Perusahaan induk memperbolehkan manajer-manajer anak perusahaan membuat keputusan-keputusan penting mengenai operasi mereka sendiri, tetapi tetap dimonitor oleh manajemen perusahaan induk untuk menjamin agar keputusan-keputusan tersebut harmonis dengan tujuan perusahaan induk.
Selain agency cost, ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis yang berbeda-beda di tiap negara.
MNC, dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan metode-metode berikut.
1. Perdagangan internasional
2. Licensing
3. Franchising
4. Usaha patungan
5. Akuisisi perusahaan
6. Pembentukan anak perusahaan baru di luar negeri
Metode-metode bisnis internasional meminta investasi
langsung dalam operasi operasinya di luar negeri atau lebih dikenal dengan
sebutan Direct Foreign Invesment. Perdagangan internasional dan pemberian
lisensi biasanya tidak dianggap sebagai DFI karena keduanya tidak melibatkan
investasi langsung dalam operasi di luar negeri. Franchising dan usaha patungan
cenderung meminta investasi langsung, tetapi dalam jumlah relatif kecil.
Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru merupakan elemen DFI yang paling
besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri. Risiko potik sendiri muncul pada saat perusahaan multinasional membentuk anak perusahaan di Negara lain, mereka terbuka terhadap risiko politik, yaitu tindakan-tindakan politik yang diambil oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran. Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri. Risiko potik sendiri muncul pada saat perusahaan multinasional membentuk anak perusahaan di Negara lain, mereka terbuka terhadap risiko politik, yaitu tindakan-tindakan politik yang diambil oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan.
4.
Disclosure
A. Pengertian Disclosure/
Pengungkapan Laporan Keuangan Pengungkapan
laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)
informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas
yaitu penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan
keuangan biasanya laporan tahunan. Laporan tahunan (Annual Report) media
utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar
perusahaan. Laporan tahunan mengkomunikasikan kondisi keuangan dan informasi
lainnya kepada pemegang saham, kreditor, dan stakeholders llainnya.
Laporan tahunan merupakan mencakup hal-hal seperti pembahasan dan analisis
manajemen, catatan kaki dan laporan pelengkap. Sehingga dalam laporan tahunan
lah diketahui seberapa kuat informasi pengungkapan yang diajukan oleh
perusahaan.
B. Jenis-Jenis Discloure / Pengungkapan
Laporan Keuangan
Pengungkapan laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk
penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang ditempuh, kontijensi, metode
persediaan, jumlah saham yang beredar dan ukuran alternatif, misalnya pos-pos
yang dicatat berdasarkan historical cost.
Adapun jenis pengungkapan yang digunakan perusahaan untuk
memberikan informasi kepada stakeholders berupa :
a. Pengungkapan
Wajib (Mandatory Disclosure)
Pengungkapan ini merupakan
pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam hal ini
peraturan dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam), namun sebelum
dikeluarkan keputusan Ketua Bapepam Nomor 38/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996
mengenai laporan tahunan bahwa yang dimaksud dengan pengungkapan wajib adalah
meliputi semua pengungkapan informasi dalam laporan keuangan.
b. Pengungkapan
Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah
pengungkapan informasi yang dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa
diharuskan oleh peraturan yang berlaku atau pengungkapan melebihi yang
diwajibkan.
Perusahaan akan melakukan
pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan minimal jika mereka merasa
pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya atau jika mereka tidak
ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif. Sebaliknya, perusahaan-perusahaan
akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka merasa pengungkapan keuangan
akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau menampakkan sisi buruk perusahaan
di depan berbagai pihak.
Dengan adanya pengungkapan sukarela ini maka upaya untuk
berkomunikasi secara efektif dengan pembaca-pembaca asing, karena tidak adanya
standar akuntansi di pelaporan yang diterima secara internasional.
C. Tujuan dan Manfaat dari disclosure
/ pengungkapan laporan keuangan
1. Tujuan
Perusahaan besar umumnya menjadi sorotan banyak pihak, baik
dari masyarakat secara umum maupun pemerintah, perusahaan dengan ukuran yang
lebih besar relatif lebih diawasi oleh lembaga-lembaga pemerintah, sehingga
mereka berupaya menyajikan pengungkapan yang lebih baik untuk dapat
meminimalisasi tekanan-tekanan pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan besar
tersebut dituntut untuk mengungkapkan informasi yang lebih banyak daripada
perusahaan kecil. Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan
informasi kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang
besar untuk dapat melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap. Perusahaan besar
berkemungkinan memperoleh keuntungan-keuntungan dengan mengungkapkan informasi
yang memadai dalam laporan tahunan, misalnya kemudahan untuk memasarkan saham
dan kemudahan memperoleh dana dari pasar modal. Sedangkan perusahaan kecil
umumnya sulit untuk mendapatkan dana dari pasar modal, mengingat pembatasan
ukuran aset bila terjun ke bursa, sehingga perusahaan kecil tidak dapat
menikmati keuntungan dari pengungkapan informasi yang memadai.
Adapun
yang menjadi tujuan dari pengungkapan dinyatakan sebagai berikut :
- Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan memberikan pengukuran yang relevan atas hal-hal tersebut di luar pengukuran yang digunakan dalam laporan keuangan.
- Untuk menguraikan hal-hal yang diakui dan untuk memberikan pengukuran yang bermanfaat.
- Untuk memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditor menilai resiko dan potensial dari hal-hal yang diakui dan tidak diakui.
- Untuk memberikan informasi penting yang memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk melakukan perbandingan dalam satu tahun dan diantara beberapa tahun.
- Untuk memberikan informasi mengenai arus kas atau keluar dari masa depan.
- Untuk membantu para investor menilai pengembalian dari investasi mereka.
2. Manfaat
Tujuan dari pengungkapan oleh perusahaan bermanfaat untuk
beberapa kepentingan yaitu oleh perusahaan pencari laba (profit making
interpreise) berdasarkan pada tiga kategori kepentingan yaitu kepentingan
perusahaan, kepentingan investor, dan kepentingan nasional.
Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
- Manfaat bagi kepentingan perusahaan adalah dapat diperoleh biaya modal yang lebih rendah yang berkaitan dengan berkurangnya resiko informasi bagi investor dan kreditur. Dengan demikian investor dan kreditor bersedia membeli sekuritas dengan harga tinggi, akibat dari harga sekuritas yang tinggi tersebut biaya modal perusahaan menjadi rendah.
- Bagi investor pengungkapan bermanfaat untuk mengurangi resiko informasi berupa pengurangan kesalahan pembuatan keputusan investasi. Sehingga investor menjadi lebih percaya kepada perusahaan yang memberikan pengungkapan secara lengkap, akibatnya sekuritas perusahaan menjadi lebih menarik bagi banyak investor dan harganya akan naik.
- Bagi kepentingan Nasional, yaitu berupa adanya biaya modal perusahaan yang rendah dan berkurangnya risiko informasi yang dihadapi investor. Dengan diperolehnya biaya modal yang lebih rendah oleh perusahaan, pertumbuhan ekonomi dapat meningkat, kesempatan kerja meluas, dan pada akhirnya standar kehidupan secara nasional akan meningkat pula. Dengan berkurangnya resiko informasi yang dihadapi investor, pasar modal menjadi likuid. Likuiditas pasar modal ini diperlukan oleh perekonomian nasional karena dapat membantu alokasi modal secara efektif.
Referensi