Nama :
Ayu Maylisa
Npm :
21210248
Kelas :
4 EB 22
1. Perkembangan
dan klasifikasi akuntansi internasional
Bersamaan
dengan berkembangnya kesadaran terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan akuntansi dalam konteks global, beberapa ahli berpendapat bahwa
secara sistematis terdapat perbedaan pola prilaku akuntansi yang diterapkan di
berbagai negara. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi perbedaan dan kesamaan
sistem akuntansi suatu negara dalam suatu kelompok tertentu adalah penting menentukan
skema klasifikasi yang memadai. Esensinya bahwa klasifikasi akuntansi dan
sistem pelaporan yang dipengaruhi seperti oleh masalah ekonomi dan politik,
sistem hukum, perlu dilakukan agar kita mampu menganalisa dan memprediksi
perkembangan system akuntansi
Pemahaman
dengan lebih baik sistem akuntansi suatu negara adalah dengan mengetahui
faktor-faktor dasar yang mempengaruhi perkembangannya. Perbedaan-perbedaan yang
terlihat, serta persamaan-persamaan dapat dijelaskan melalui faktor-faktor
tersebut. Akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain,arena akuntansi
bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan budaya, ekonomi, hukum, dan politik
yang berbeda-beda menghasilkan sistem akuntansi yang berbeda, begitu pun
sebaliknya.
Timbulnya
perusahaan modern mendorong pelaporan keuangan dan auditing secara periodik.
Agar dapat mengikuti perhatian masyarakat terhadap lingkungan yang makin
meningkat dan perhatian terhadap integritas perusahaan, akuntan telah menemukan
cara untuk mengukur dan melaporkan kewajiban pemulihan kondisi lingkungan dan
pengungkapan.
Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.
Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda.
Akuntansi telah memperluas lingkupnya terhadap konsultasi manajemen dan menggabungkan teknologi informasi yang makin berkembang ke dalam sistem dan prosedurnya.
Klasifikasi merupakan dasar untuk memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem akuntansi nasional berbeda-beda.
Tujuan pengklasifikasian adalah
1. Dapat membantu mengetahu sejauh
mana suatu sistem memiliki kesamaan dan perbedaan,
2. Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu negara dibandingkan dengan yang lain serta kemungkinannya untuk berubah, dan
2. Bentuk-bentuk perkembangan sistem akuntansi suatu negara dibandingkan dengan yang lain serta kemungkinannya untuk berubah, dan
3. Alasan mengapa suatu sistem
mempunyai pengaruh dominan dibandingkan dengan yang lain.
Selain itu pengklasifikasian tersebut seharusnya juga dapat membantu pengambil keputusan untuk menilai prospek dan problem dalam masalah harmonisasi internasional.
Atau dengan kata lain tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya dan hal ini mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik.
Selain itu pengklasifikasian tersebut seharusnya juga dapat membantu pengambil keputusan untuk menilai prospek dan problem dalam masalah harmonisasi internasional.
Atau dengan kata lain tujuan klasifikasi adalah untuk mengelompokkan sistem akuntansi keuangan menurut karakteristik khususnya dan hal ini mengungkapkan struktur dasar di mana anggota-anggota kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai sistem akuntansi akan lebih baik.
PERKEMBANGAN
Berikut ini adalah delapan faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi
Berikut ini adalah delapan faktor yang memiliki pengaruh signifikan dalam perkembangan dunia akuntansi
1.
Sumber pendanaan
Amerika
Serikat dan Inggris yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi memiliki
fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan perusahaan (profitabilitas), dan
dirancang untuk membantu investor manganalisis arus kas masa depan dan risiko
terkait, sedangkan sistem berbasis kredit, memiliki fokus atas perlindungan
kreditor melalui pengukuran akuntansi yang konservatif. Jepang dan Swiss
merupakan contoh negara yang menganggap pengungkapan publik secara luas
dianggap tidak perlu, karena lembaga keuangan memiliki akses langsung terhadap
informasi apa saja yang diinginkan.
2.
Sistem hokum
Dunia
barat memiliki dua orientasi dasar: hukum kode (sipil) dan hukum umum (kasus).
Hukum kode utamanya diambil dari hukum Romawi dan Kode Napoleon. Di
negara-negara hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam hukum nasional dan
cenderung sangat lengkap dan mencakup banyak prosedur. Sedangkan hukum umum
berkembang atas dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup seluruh
kasus dalam kode yang lengkap dan aturan akuntansi menjadi lebih adaptif dan
inovatif karena ditetapkan oleh organisasi profesional sektor swasta.
3.
Perpajakan
Di
Jerman dan Swedia, peraturan pajak secara efektif menentukan standar akuntansi
karena perusahaan harus mencatat pendapatan dan beban dalam akun untuk diklaim
untuk keperluan pajak. Sedangkan di Belanda berbeda, laba kena pajak pada
dasarnya adalah laba akuntansi keuangan yang disesuaikan terhadap
perbedaan-perbedaan dengan hukum pajak. Contoh di Amerika yang menetapkan
penilaian persediaan menurut ”Masuk Terakhir Keluar Pertama” (last-in,
first-out—LIFO).
4.
Ikatan politik dan ekonomi
Sistem
pencatatan berpasangan (double-entry) yang berawal di Italia pada tahun 1400-an
dan menyebar di Eropa bersamaan dengan gagasan-gagasan pembaruan (renaissance)
lainnya. Inggris mengekspor akuntan dan konsep akuntansi di seluruh wilayah
kekuasaannya, pendudukan Jerman saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan Plan
Comptable. Amerika Serikat memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya AS di
Jepang setelah PD II. Banyak negara berkembang menggunakan sistem akuntansi
yang dikembangkan di tempat lain, entah karena dipaksa (seperti India) atau karena
pilihan sendiri (seperti negara-negara Eropa Timur).
5.
Inflasi
Inflasi
menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya historis dan mempengaruhi
kecenderungan (tendensi) suatu negara untuk menerapkan perubahan harga terhadap
akun-akun perusahaan. Israel, Meksiko, dan beberapa negara Amerika Selatan
menggunakan akuntansi tingkat harga umum karena berpengalaman dengan
hiperinflasi.
6.
Tingkat perkembangan ekonomi
Faktor
ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan dalam suatu
perekonomian dan menentukan manakah yang paling utama. Masalah akuntansi
seperti penilaian aktiva tetap dan pencatatan depresiasi yang sangat relevan
dalam sektor manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7.
Tingkat pendidikan
Standar
dan praktik akuntansi yang sangat rumit (sophisticated) akan menjadi tidak
berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan mengenai risiko
efek derivatif tidak akan informatif kecuali jika dibaca oleh pihak yang
berkompeten.
8.
Budaya
Budaya
berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu masyarakat. Variabel
budaya mendasari pengaturan kelembagaan di suatu negara.
Empat
dimensi budaya nasional menurut Hofstede, yaitu:
a) Individualisme vs kolektivisme merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung.
b) Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan) adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.
a) Individualisme vs kolektivisme merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung.
b) Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan) adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima.
c)
Strong vs Weak Uncertainty Avoidance (Penghindaran ketidakpasian) adalah sejauh
mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang
tidak pasti.
d)
Maskulinitas vs feminimitas adalah sejauh mana peranan gender dibedakan dan
kinerja serta pencapaian yang dapat dilihat lebih ditekankan daripada hubungan
dan perhatian.
Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yaitu:
1. Profesionalisme vs statutory Control (Profesionalisme vs pengendalian wajib)
Preferensi terhadap pelaksanaan pertimbangan profesional individu dan regulasi sendiri kalangan profesional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil analisis Hofstede, Gray mengusulkan empat dimensi nilai akuntansi yang mempengaruhi praktik pelaporan keuangan suatu negara, yaitu:
1. Profesionalisme vs statutory Control (Profesionalisme vs pengendalian wajib)
Preferensi terhadap pelaksanaan pertimbangan profesional individu dan regulasi sendiri kalangan profesional dibandingkan terhadap kepatuhan dengan ketentuan hukum yang telah ditentukan.
2.
Unifomity vs Flexibility (Keseragaman vs fleksibilitas)
Preferensi
terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan fleksibilitas dalam bereaksi
terhadap suatu keadaan tertentu
3.
Conservatisme vs Optimisme (Konservatisme vs optimisme)
Preferensi
terhadap ukuran-ukuran laba yang lebih konservatif merupakan hal yang konsisten
dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat terhadap keamanan dan kebutuhan
yang dipersepsikan untuk mengadopsi pendekatan yang hati-hati untuk menangani
ketidakpastian peristiwa masa depan.
4.
Secrecy vs Transparancy (Kerahasiaan vs transparansi
Preferensi
atas kerahasiaan dan pembatasan informasi usaha menurut dasar kebutuhan untuk
tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk mengungkapkan informasi kepada publik.
KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
KLASIFIKASI
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu: dengan pertimbangan dan secara empiris. Klasifikasi dengan pertimbangan bergantung pada pengetahuan, intuisi dan pengalaman. Klasifikasi secara empiris menggunakan metode statistik untuk mengumpulkan basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Empat
Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi
Klasifikasi
awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh Mueller pada pertengahan tahun
1960-an, yang mengidentifikasikan empat pendekatan terhadap perkembangan
akuntansi di negara-negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar :
1. Berdasarkan
pendekatan makroekonomi
Berdasarkan pendekatan ini, praktik akuntansi
didapatkan dari dan dirancang untuk meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
Misalkan saja, untuk mendorong perkembangan industri tertentu, suatu negara
dapat mengijinkan penghapusan pengeluaran modal secara cepat pada beberapa
industri tersebut, contohnya negara Swedia.
2. Berdasarkan
pendekatan mikroekonomi
Pada pendekatan ini, akuntansi berkembang dari
prinsip-prinsip mikroekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan secara individu
yang memiliki tujuan untuk bertahan hidup dengan mempertahankan modal fisik
yang dimiliki dan memisahkan secara jelas modal dari laba untuk mengevaluasi
dan mengendalikan aktivitas usaha, contohnya negara Belanda.
3.
Berdasarkan pendekatan independen
Berdasarkan pendekatan ini, akuntansi berasal dari
praktik bisnis dan berkembang secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba dan kesalahan. Akuntansi dipandang sebagai fungsi jasa
yang konsep dan prinsipnya diambil dari proses bisnis yang dijalankan, dan
bukan dari cabang keilmuan seperti ekonomi, contohnya negara Inggris dan
Amerika Serikat.
4.
Berdasarkan pendekatan yang seragam
5. Pada
pendekatan ini, akuntansi distandardisasi dan digunakan sebagai alat untuk
kendali administrasi oleh pemerintah pusat. Keseragaman dalam pengukuran,
pengungkapan, dan penyajian akan memudahkan perancang pemerintah, otoritas
pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan informasi akuntansi dalam
mengendalikan seluruh jenis bisnis, dan pendekatan ini digunakan di
negara-negara dengan keterlibatan pemerintah yang besar dalam perencanaan
ekonomi di mana akuntansi digunakan antara lain untuk mengukur kinerja,
mengalokasikan sumber daya, mengumpulkan pajak dan mengendalikan harga,
contohnya adalah negara Perancis.
Sistem Hukum : Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode Akuntansi
juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan sistem hukum suatu negara.
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi terhadap ”penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai ”Anglo Saxon”, ”Inggris-Amerika”, atau ”berdasarkan mikro”. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika Serikat.
1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi terhadap ”penyajian wajar”, transparansi dan pengungkapan penuh serta pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. Akuntansi hukum umum sering disebut sebagai ”Anglo Saxon”, ”Inggris-Amerika”, atau ”berdasarkan mikro”. Akuntansi ini berawal di Inggris dan kemudian diekspor ke negara-negara seperti Australia, Kanada, Hong Kong, India, Malaysia, Pakistan dan Amerika Serikat.
2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki
karakteristik berorientasi legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam
jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Bank atau
pemerintah (”orang dalam”) mendominasi sumber dan pelaporan keuangan ditujukan
untuk perlindungan kreditor. Akuntansi hukum kode sering disebut ”kontinental”,
”legalistik”, atau ”seragam secara makro”, dan kebanyakan ditemukan di
negara-negara Eropa Kontinental dan bekas koloni mereka di Afrika, Asia dan
Amerika.
Suatu sistem legal dalam hukum umum
menekankan hak pemegang saham dan menawarkan perlindungan yang lebih kuat
kepada investor daripada sistem hukum kode. Hukum melindungi investor luar, dan
secara hukum sangat ditegakkan. Hasilnya adalah pasar modal yang kuat
berkembang di negara-negara hukum umum dan pasar modal yang lemah berkembang di
negara-negara hukum kode.
Sistem Praktik : Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum
Ada beberapa alasan mengapa banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin hilang, seperti:
Sistem Praktik : Akuntansi Penyajian Wajar versus Kepatuhan Hukum
Ada beberapa alasan mengapa banyak perbedaan akuntansi pada tingkat nasional menjadi semakin hilang, seperti:
1. Ratusan perusahaan saat ini
mencatatkan sahamnya pada bursa efek di luar negara asal mereka, dengan
mencatatkan saham secara internasional menyusun laporan keuangan ganda. Satu
set laporan sesuai dengan ketentuan pelaporan keuangan domestik lokal, dan satu
lagi menggunakan prinsip akuntansi dan berisi pengungkapan yang ditujukan
kepada investor internasional. Saat ini laporan ganda diberlakukan di beberapa
negara hukum kode, seperti Prancis, Jerman dan Italia, di mana laporan keuangan
konsolidasi sesuai dengan standar lain, seperti Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting Standards—IFRS) atau prinsip
akuntansi yang diterima umum AS (Generally Accepted Accounting Principles---GAAP).
Pada tahun 2005, seluruh perusahaan Eropa yang melakukan pencatatan saham harus
menetapkan IFRS untuk laporan keuangan konsolidasi mereka. Intinya adalah
diperlukan pembedaan antara praktik akuntansi pada tingkat nasional dan
transnasional.
2. Beberapa negara hukum kode, secara
khusus Jerman dan Jepang, mengalihkan tanggung jawab pembentukan standar
akuntansi dari pemerintah kepada kelompok sektor swasta yang profesional dan
independen, sehingga proses penetapan standar menjadi mirip dengan proses di
negara-negara hukum umum seperti Australia, Kanada, Inggris dan Amerika Serikat
3. Pentingnya pasar saham sebagai
sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia, khususnya negara-negara
berkembang dari perekonomian yang direncanakan secara terpusat menjadi yang
berorientasi pasar, antara lain China dan Republik Ceko.
Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :
Pembedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak permasalahan akuntansi, seperti :
1. Depresiasi, di mana beban
ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat
ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah yang diperbolehkan untuk tujuan pajak
(kepatuhan hukum);
2. Sewa guna usaha yang memiliki
substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan seperti itu (penyajian
wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan
hukum);
3. Pensiun dengan biaya yang diakrual
pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut
dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum).
Klasifikasi berdasarkan penyajian
wajar versus kepatuhan hukum menjelaskan akuntansi pada saat ini. Pembedaan
antara penyajian wajar dan kesesuaian hukum menimbulkan pengaruh yang besar
terhadap banyak permasalahan akuntansi.
Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk merupakan ciri utama akuntansi hukum. Akuntansi hukum umum berorientasi pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para investor dalam menilai kinerja manajemen dan memperkirakan arus kas dan keuntungan di masa depan. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional.
Penyajian wajar dan substansi mengungguli bentuk merupakan ciri utama akuntansi hukum. Akuntansi hukum umum berorientasi pada kebutuhan pengambilan keputusan oleh investor luar. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para investor dalam menilai kinerja manajemen dan memperkirakan arus kas dan keuntungan di masa depan. Akuntansi kepatuhan hukum dirancang untuk memenuhi ketentuan yang dikenakan pemerintah seperti perhitungan laba kena pajak atau mematuhi rencana ekonomi pemerintah nasional.
Akuntansi penyajian wajar ditemukan
di Inggris, Amerika Serikat, Belanda, dan negara-negara lain yang dipengaruhi
dengan ikatan politik dan ekonomi (seperti Inggris mempengaruhi bekas wilayah
kekuasaan Inggris, dan Amerika Serikat mempengaruhi Kanada, Meksiko, dan Filipina).Banyak
perusahaan yang berasal dari negara hukum kode (seperti perusahaan-perusahaan
Jerman dan Swiss) sekarang menggunakan IFRS dalam menyusun laporan keuangan
konsolidasi. Beberapa perusahaan Jepang menggunakan GAAP AS dalam laporan
keuangan konsolidasi yang dibuat. Setelah tahun 2005, seluruh perusahaan Eropa
yang mencatatkan sahamnya akan menggunakan akuntansi penyajian wajar dalam
laporan konsolidasinya karena mereka akan menggunakan IFRS yang merupakan
standar acuan yang saat ini sedang dikembangkan di Jepang dan China.
2. AKUNTANSI
KOMPERATIF
KUNTANSI
KOMPARATIF
A.
Pengertian Akuntansi Komparatif
Akuntansi komparatif adalah akuntansi
untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antar Negara yang
berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan
pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Pengertian lain Akuntansi
Internasional menurut Iqbal, Melcher dan Elmallah (1997:18) mendefinisikan
akuntansi internasional sebagai akuntansi untuk transaksi antar negara,
pembandingan prinsip-prinsip akuntansi di negara-negara yang berlainan dan
harmonisasi standar akuntansi di seluruh dunia.
Akuntansi
internasional menjadi semakin penting dengan banyaknya perusahaan multinasional
(multinational corporation) atau MNC yang beroperasi
diberbagai negara dibidang produksi, pengembangan produk, pemasaran dan
distribusi. Di samping itu pasar modal juga tumbuh pesat yang ditunjang dengan
kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga memungkinkan transaksi di
pasar modal internasional berlangsung secara real time basis.
Standar Akuntansi adalah regulasi
aturan (termasuk pula hukum dan anggaran dasar) yang mengatur penyusunan
laporan keuangan. Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi
standar akuntansi. Dapat dikatakan standar akuntansi merupakan hasil dari
penetapan standar, meskipun praktiknya tidak sesuai dengan standar.
Empat (4) Alasan mengapa praktik tidak
sesuai dengan standar yaitu :
1) Di kebanyakan negara hukuman atas
ketidakpatuhan dengan akuntansi resmi cenderung lemah dan tidak efektif
2) Secara suka rela perusahaan boleh
melaporkan informasi lebih banyak daripada yang diharuskan
3) Beberapa negara memperbolehkan
perusahaan untuk mengabaikan standar akuntansi jika dengan melakukannya operasi
dan posisi keuangan perusahaan akan tersajikan secara lebih baik
4) Di beberapa negara standar akuntansi
hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan secara tersendiri dan bukan
untuk laporan konsolidasi.
Penetapan standar akuntansi melibatkan
gabungan kelompok sector swasta yang meliputi profesi akuntansi, pengguna dan
penyusun laporan keuangan, para karyawan dan kelompok public yang meliputi
badan-badan seperti otoritas pajak, kementrian yang bertanggungjawab atas hukum
komersial dan komisi pasar modal. Bursa efek yang merupakan sector swasta atau public
(tergantung negaranya) juga mempengaruhi proses tersebut. Di Negara-negara
hukum umum, sector swasta lebih berpengaruh dan profesi auditing cenderung
untuk dapat mengatur sendiri dan untuk lebih dapat melakukan pertimbangan atas
atestasi terhadap penyajian wajar laporan keuangan. Di Negara-negara hukum
kode, sector public lebih berpengaruh dan profesi akuntansi cenderung untuk
lebih diatur oleh Negara. Hal ini yang menyebabkan mengapa standar akuntansi
berbeda-beda di seluruh dunia.
B. Aturan Aturan Akuntansi
Christopher Nobes
dan Robert Parker (1995:11) menjelaskan adanya tujuh faktor yang menyebabkan
perbedaan penting yang berskala internasional dalam perkembangan sistem dan
praktik akuntansi. Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :
· Sistem hukum
· Sumber pendanaan
· Sistem perpajakan
· Profesi akuntan
· Teori Akuntansi
· Accidents of History
C. Teori Keunggulan Komparatif (theory of comparative advantage)
Merupakan teori
yang dikemukakan oleh David Ricardo. Menurutnya, perdagangan internasional
terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antarnegara. Ia berpendapat
bahwa keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu negara mampu memproduksi
barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah daripada negara
lainnya. Sebagai contoh, Indonesia dan Malaysia sama-sama memproduksi kopi dan
timah. Indonesia mampu memproduksi kopi secara efisien dan dengan biaya yang
murah, tetapi tidak mampu memproduksi timah secara efisien dan murah.
Sebaliknya, Malaysia mampu dalam memproduksi timah secara efisien dan dengan
biaya yang murah, tetapi tidak mampu memproduksi kopi secara efisien dan murah.
Dengan demikian, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi
kopi dan Malaysia memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi timah.
Perdagangan akan saling menguntungkan jika kedua negara bersedia bertukar kopi
dan timah.
Dalam teori
keunggulan komparatif, suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan
pendapatannya jika negara tersebut melakukan spesialisasiproduksi barang atau
jasa yang memiliki produktivitas dan efisiensi tinggi.
D. Standar Pelaporan Keuangan Internasional
Sejumlah standar
yang dibentuk sebagai bagian dari IFRS dikenal dengan nama terdahulu Internasional
Accounting Standards (IAS). IAS dikeluarkan antara tahun 1973 dan 2001
oleh Badan Komite Standar Akuntansi Internasional (bahasa Inggris: Internasional
Accounting Standards Committee (IASC)). Pada tanggal 1
April 2001, IASB baru mengambil alih tanggung jawab gunan menyusun Standar
Akuntansi Internasional dari IASC. Selama pertemuan pertamanya, Badan baru ini
mengadaptasi IAS dan SIC yang telah ada. IASB terus mengembangkan standar dan
menamai standar-standar barunya dengan nama IFRS.
Ø Struktur
IFRS
IFRS dianggap sebagai kumpulan standar
"dasar prinsip" yang kemudian menetapkan peraturan badan juga
mendikte penerapan-penerapan tertentu.Standar Laporan Keuangan Internasional
mencakup:
Ø Peraturan-peraturan Standar
Laporan Keuangan Internasional( Internasional Financial Reporting
Standards (IFRS)) -dikeluarkan setelah tahun 2001
Ø Peraturan-peraturan Standar
Akuntansi Internasional ( International Accounting Standards
(IAS)) -dikeluarkan sebelum tahun 2001
Ø Interpretasi
yang berasal dari Komite Interpretasi Laporan Keuangan Internasional (bahasaInternational
Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC)) -dikeluarkan setelah
tahun 2001
Ø Standing
Interpretations Committee (SIC)—dikeluarkan sebelum tahun 2001
Ø Kerangka
Kerja untuk Persiapan dan Presentasi Laporan Keuangan (1989) (Framework
for the Preparation and Presentation of Financial Statements (1989)).
Ø Pelaporan
Keuangan
Ada 3 kelompok ukuran- kecil, mengah,
besar – yang didefinisikan dalam jumlah dalam neraca,umlah penjualan per tahun,
dan jumlah karyawan. Undang-undang akuntansi tahun 1985 secarakhusus menetukan
isi dan bentuk laporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan
keuangan, catatan atas laporan keuangan, laporan manajemen, dan
laporan auditor.Undang-undang 1985 mengharuskan pengungkapan catatan laporan
keuangan. Perusahaan kecildikecualikan dari ketentuan audit dan dapat meyusun
neraca dalam bentuk yang diringkas.Perusahaan kecil dan menengah juga memiliki
ketentuan pengungkapan yang lebih sedikit dalamcatatan laporan keuangan dan
menyusun laporan laba rugi yang ringkas. Perusahaan yangsahamnya diperdagangkan
kepada public harus menyediakan laporan arus kas konsolidasi.Ciri utama system
pelaporan keuangan di Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada
dewan direkur pengelolah perusahaan dan dewan pengawasa perusahaan. Laporan
ini berisi pendapat terhadap pospek masa depan perusahaan dan khususnya
factor-faktor yangmengancam kelangsungan hidup perusahaan. Auditor harus
menjelaskan dan menganalisis pos- pos dalam neraca yang memiliki pengaruh
material atas posisi keuangan perusahaan.
Ø Pengukuran Akuntansi
Dua bentuk metode pembelian yang
diizinkan adalah metode nilai Buku dan metode revaluasi.Aktiva dan kewajiban
perusahaan yang diakuisisi dinilai sebesar nilai kini dan jumlah yangtersisah
merupakan goodwill.Goodwill dapat disalinghapuskan terhadap cadangan dalam
ekuitasatau diamortisasi secara sistematis selama umur manfaat ekonominya.
Hukum tersebutmenyebutkan periode 4 tahun sebagai periode amortisasi regular,
akan tetapi periode hingga 20tahun masih dapat dierima. Metode ekuitas harus
dapat digunakan untuk perusahaan yang tidak konsolidasi dengan kepemilikan
sebesar 20 % atau lebih
Ø Kerangka Kerja
Kerangka kerja gunan Persiapan dan
Presentasi Laporan Keuangan menyampaikan prinsip-prinsip dasar IFRS.Kerangka
kerja IASB dan FASB sedang dalam proses pembaharuan dan perangkuman. Proyek
Kerangka Konseptual Gabungan (The Joint Conceptual Framework project)bertujuan
untuk memperbaharui dan merapikan konsep-konsep yang telah ada guna
menggambarkan perubahan di pasar, praktek bisnis dan lingkungan ekonomi yang
telah timbul dalam dua dekade atau lebih sejak konsep pertama kali
dibentuk.Tujuan keseluruhan adalah untuk menciptakan dasar guna standar akuntansi
di masa mendatang yang berbasis prinsip, konsisten secara internal dan diterima
secara internasional.Karena hal tersebut, (dewan) IASB dan FASB Amerika Serikat
melaksanakan proyek secara bersama.
Ø Objektif Laporan
Keuangan
Sebuah laporan keuangan harus
menggambarkan pandangan benar dan adil atas usaha sebuah organisasi. Oleh
karena laporan-laporan ini digunakan oleh berbagai pihak, laporan tersebut
harus menggambarkan pandangan sebenarnya akan keadaan keuangan sebuah
organisasi.
Jasa akuntansi yang diatur dalam
standar ini antara lain:
· Kompilasi
laporan keuangan – penyajian informasi-informasi yang merupakan pernyataan
manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan keuangan
· Review atas
laporan keuangan - pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang
menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas,
bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan
keuangan agar laporan tersebuT sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia
· Laporan
keuangan komparatif – penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan dua
periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom.
E. Sistem – Sistem
Akuntansi di Negara Maju
ü Perancis
Perancis merupakan pendukung utama penyeragaman
akuntansi nasional di dunia. Kementrian Ekonomi Nasional menyetujui Plan
Comptale General ( kode akuntansi nasional ) resmi yang pertama pada bulan
September 1947. Pada Tahun 1986, renana tersebut diperluas untuk melaksanakan
ketentuan dalam Direktif Ketujuh UE terhadap laporan keuangan konsolidasi dan
revisi lebih lanjut pada tahun 1999. Plan Comptable General berisi :
o
tujuan dan prinsip akuntansi seta pelaporan keuangan
o
definisi aktiva, kewajiban, ekuitas pemegang saham, pendapatan dan beban
o
atauran pengakuan dan penilaian
o
daftar akun standar, ketentuan mengenai penggunaannya, dan ketentuan tata buku
lainnya
o contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2
o contoh laporan keuangan dan aturan penyajiannya2
Ciri khusus akuntansi di Perancis
adalah terdapatnya dikotomi antara laporan keuangan perusahaan secara
tersendiri dengan laporan keuangan kelompok usaha yang dikonsolidasikan.
Meskipun akun-akun perusahaan secara tersendiri harus memenuhi ketentuan
pelaporan wajib, hukum memperbolehkan perusahaan Perancis untuk mengikuti
Standar Pelaporan Keuangan internasional.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Lima
organisai utama yang terlibat dalam proses penetapan standar di Prancis adalah
:
1.Counseil
National de la Comptabilite atac CNC (Badan Akuntansi Nasional)
2.Comite
de la Reglemetation Comptable or CRC (Komite Regulasi Akntansi)
3.Autorite
des Marches Financiers or AMF (Otoritas Pasar Keuangan)
4.Ordre
des Experts-Comtable or OEC (Ikatan Akuntansi Publik )
5.Compagnie
Nationale des Commisaires aix Comptes or CNCC (Ikatan Auditor Kepatuhan
Nasional)
Di Perancis profesi akuntansi dan
auditing sejak dahulu telah terpisah. Akuntan dan auditor Perancis diwakili
oleh kedua lembaga, yaitu OEC dan CNCC, meski terdapat sejumlah orang yang
menjadi anggota keduannya. Sesungguhnya, 80% akuntan dengan kualifikasi di
Perancis memiliki kedua klasifiksi tersebut. Dua lembaga profesional memiliki
hubungan dekat dan bekerja sama untuk kepentingan bersama. Kedua terlibat dalam
pengembangan standar akuntansi melalui CNC dan CRC dan keduannya mewakili Perancis
di IASB
Pelaporan Keuangan
Perusahaan
Prancis harus melaporkan Neraca, Laporan laba rugi, Catatan atas laporan
keuangan, Laporan direktur dan Laporan auditor
Laporan
keuangan seluruh perusahaan perseroaan dan perusahaan dengan kewajiban terbatas
lainnya yang melebihi ukuran tertentu harus diaudit. Perusahaan besar juga
harus menyiapka dokumen yang terkait dengan pencegahan kepailitan perusahaan
dan laporan sosial, yang keduanya hanya terdapat di Perancis.
Ciri
utama pelaporan di Perancis adalah ketentuan mengenai pengungkapan catatan kaki
yang ekstensif dan detail yang meliputi hal-hal berikut :
•
Penjelasan mengenai aturan pengukuran yang diberlakukan
•
Perlakuan akuntansi untuk pos-pos dalam mata uang asing
•
Laporan perubahan aktiva tetap dan depresiasi
•
Detail provisi
•
Detail revaluasi yang dilakukan
•
Analisis piutang dan utang sesuai masa jatuh tempo
•
Daftar anak perusahaan dan kepemilikan saham
•
Jumlah komitmen pensiun dan imbalan pasca kerja lainnya
•
Detail pengaruh pajak terhadap laporan keuangan
•
Rata-rata jumlah karyawan sesuai golongan
•
Analisis pendapatan menurut aktivitas dan geografis
Pengukuran akuntansi
Akuntansi
di Perancis memiliki karakteristik ganda : Perusahaan secara tersendiri harus
mematuhi paraturan yang tetap, sedangkan kelompok usaha konsolidasi memiliki
fleksibilitas lebih besar. Akuntansi untuk perusahaan secara individual
merupakan dasar hukum untuk membagikan dividen dan menghitung pendapatan kena
pajak.
Metode
pembelian (purchase method) umumnya digunakan untuk mencatat penggabungan
usaha, namum metode penyatuan kepemilikan (pooling method) dapat digunakan
dalam beberapa kondisi. Muhibah (goodwill) umumnya dikapitalisasi dan
diamortisasi terhadap laba, namun tidak ditentukan berapa lama periode
amortisasi yang maksimum. Goodwill tidak perlu diuji untuk penurunan nilai .
Konsolidasi proporsional digunakan untuk usaha patungan dan metode ekuitas
digunakan untuk mencatat investasi pada perusahaan yang tidak dikonsolidasikan,
yang dapat dipengaruhi secara signifikan. Praktik translasi mata uang asing
sama dengan IAS 21. Aktiva dan kewajiban anak perusahan yang berdiri sendiri
ditranslasikan dengan menggunakam metode kurs penutupan (akhir tahun) dan
perbedaan translasi dimasukan ke dalam ekuitas.
ü Jerman
Pada awal tahun 1970-an, uni Eropa (UE)
mulai mengeluarkan direktif harmonisasi, yang harus diadopsi oleh negara-negara
anggotanya ke dalam hukum nasional. Direktif Uni Eropa yang keempat, ketujuh,
kedelapan seluruhnya masuk kedalam hukum Jerman melalui Undang-undang Akuntansi
Komprehensif yang diberlakukan pada tanggal 19 Desember 1985
Karakteristik
fundamental ketiga dari Akuntansi di Jerman adalah ketergantungannya terhadap
anggaran dasar dan keputusan pengadilan. Selain kedua hal itu tidak ada yang
memiliki status mengikat atau berwenang. Untuk memahami akuntansi di Jerman,
seseorang harus mmerhatikan HGB dan kerangka hukum kasus yang terkait.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Sebelum
tahun 1998, Jerman tidak memiliki fungsi penetapan standar akuntansi keuangan
sebagaimana yang dipahami di negara-negara berbahasa Inggris. Undang –undang
tentang pengendalian dan transparansi tahun 1998 memperkenalkan keharusan untuk
mengakui badan swasta yang menetapkan standar nasional untuk memenuhi tujuan
berikut :
•Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
•Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
•Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB
•Mengembangkan rekomendasi atas penerapan standar akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi
•Memberikan nasihat kepada Kementrian Kehakiman atas legislasi akuntansi yang baru
•Mewakili Jerman dalam organisasi akuntansi internasional, Seperti IASB
Sistem
penerapan standar akuntansi yang baru di Jerman secara garis besar mirip dengan
sistem yang ada di Inggris dan Amerika Serikat. Namun untuk diperhatikan bahwa
standar GASB adalah rekomendasi wajib yang hanya berlaku u/lapoaran keuangan
konsolidasi.
Pelaporan Keuangan
Undang
– Undang Akuntansi tahun 1985 secara khusus menentukan isi dan bentuk laporan
keuangan yang meliputi Neraca, Laporan laba rugi, Catatan atas laporan
keuangan, Laporan manajemen dan Laporan auditor.
Ciri utama sistem pelaporan keuangan di
Jerman adalah laporan secara pribadi oleh auditor kepada dewan direktur
pengelola perusahaan dan dewan pengawas perusahaan, untuk tujuan konsolidasi,
seluruh perusahaan dalam kelompok tersebut harus menggunakan prinsip akuntansi
dan penilaian yang sama.
Pengukuran Akuntansi
GAS
lebih ketat bila dibandingkan dengan HGB dalam hal laporan keuangan
konsolidasi, menurt GAS 4, metode revaluasi harus digunakan , sedangkan aktiva
dan kewajiban yang diperoleh dalam penggabungan usaha harus direvaluasi menjadi
nilai wajar dan kelebihan yang tersisa dialokasikan menjadi goodwill. Goodwill
diamortisasi selama masa tidak lebih dari 20 tahun dan diuji untuk penurunan
nilai tiap tahunnya.
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, perusahaan – perusahaan Jerman sekarang dapat memilih
untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan aturan Jerman
sebagaimana dijelaskan di atas, standar akuntansi internasional, atau GAAP AS.
Ketiga pilihan tersebut dapat ditemukan dalam praktik dan para pembaca laporan
keuangan Jerman harus berhati-hati untuk mencari tahu standar akuntansi manakah
yang digunakan.
ü Jepang
Akuntansi dan Pelaporan keuangan di
Jepang mencerminkan gabungan berbagai pengaruh domestik dan internasional,
untuk memahami akuntansi Jepang, seseorang harus memahami budaya, praktik usaha
dan sejarah Jepang. Perusahaan – perusahaan Jepang saling memiliki akuitas
saham satu sama lain, dan sering kali bersama-sama memiliki perusahaan lain.
Investasi yang saling bertautan ini menghasilkan konglomerasi industri yang
meraksasa – yang disebut sebagai keiretsu
Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.
Modal usaha keiretsu, ini sedang dalam perubahan seiring dengan reformasi struktural yang dilakukan Jepang untuk mengatasi stagnasi ekonomi yang berawal pada tahun 1990-an. Krisis keuangan yang mengikuti pecahnya ekonomi gelembung Jepang juga mendorong dilakukannya evaluasi menyeluruh atas standar pelaporan keuangan Jepang.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Pemerintah
nasional masih memiliki pengaruh paling signifikan terhadap akuntansi di
Jepang. Regulasi akuntansi didasarkan pada tiga undang – undang : Hukum
Komersial, Undang-undang pasar modal dan Undang-undang pajak penghasilan
perusahaan. Hukum komersial diatur oleh Kementrian Kehakiman (MOJ), hukum
tersebut merupakan inti dari regulasi akuntansi di Jepang dan paling memiliki
pengaruh besar.
Perusahaan
milik publik harus memenuhi ketentuan lebih lanjut dalam undang undang pasar
modal yang diatur oleh kementrian keuangan dibuat berdasarkan Undang-undang
pasar modal AS dan diberlakukan terhadap Jepang oleh Amerika Serikat selama
masa pendudukan AS setelah perang dunia II Tujuan utama SEL adalah untuk
memberikan informasi dalam pengambilan keputusan.
Pelaporan Keuangan
Perusahaan
yang didirikan menurut Hukum Komersial diwajibkan untuk menyusun laporan wajib
yang harus mendapat persetujuan dalam rapat tahunan pemegang saham, yang berisi
Neraca, Laporan Laba rugi, Laporan Usaha, Proposal atas Penentuan Penggunaan
(apropriasi) Laba ditahan dan Skedul Pendukung. Perusahaan yang mencatatkan
sahamnya juga harus menyusun laporan keuangan sesuai dengan Undang-undang pasar
modal yang secara umum mewajibkan laporan keuangan dasar yang sama dengan Hukum
komersial ditambah dengan laporan arus kas.
Pengukuran Akuntansi
Hukum
komersial mewajibkan perusahaan perusahaan besar untuk menyusun laporan
konsolidasi, perusahaan yang mencatat saham harus menyusun laporan konsolidasi
sesuai dengan SEL. Akun perusahaan secara terpisah merupakan dasar bagi laporan
konsolidasi dan umumnya prinsip akuntansi yang sama digunakan untuk keduannya.
Anak perusahaan dikonsolidasikan jika induk perusahaan secara langsung dan
tidak langsung mengendalikan kebijakan keuangan dan operasionalnya. Meskipun
metode penyatuan kepemilikan diperbolehkan, metode pembelian untuk penggabungan
usaha umumnya digunakan. Goodwill diukur menurut dasar nilai wajar aktiva
bersih yang diakuisisi dan diamortisasi selama maksimum 20 tahun, metode
ekuitas digunakan untuk mencatat usaha patungan.
ü Belanda
Akuntansi di Belanda memiliki beberapa
paradoks yang menarik. Belanda memiliki ketentuan akuntansi dan pelaporan
keuangan yang relatif permisif, tetapi standar praktik profesiona yang sangat
tinggi. Belanda merupakan negara hukum kode, namun akuntansinya berorientasi
pada penyajian wajar. Pelaporan keuangan dan akuntansi pajak merupakan dua
aktivitas terpisah.
Akuntansi
Belanda bersedia untuk mempertimbangkan ide-ide dari luar. Belanda merupakan
salah satu pendukung pertama atas standar internasional untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan, dan pernyataan IASB menerima perhatian besar dalam
menentukan praktik yang dapat diterima.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Regulasi
di Belanda tetap liberal sehingga tahun 1970 ketika Undang-undang Laporan
Keuangan Tahunan diberlakukan, Undang-undang tahun 1970 memperkenalkan audit
wajib. Undang-undang tersebut juga mendorong pembentukan kelompok Studi
Akuntansi Tiga Pihak (Tripaartif) (yang digantikan oleh Dewan Pelaporan Tahunan
pada Tahun 1981)
Dewan
pelaporan Tahunan mengeluarkan tuntunan terhadap prinsip akuntansi yang dapat
diterima (bukan diterima) secara umum, Dewan tersebut memiliki anggota berasal
dari tiga kelompok yang berbeda :
1.
Penyusunan laporan keuangan (perusahaan)
2.
Pengguna laporan keuangan (perwakilan serikat buruh dan analis keuangan)
3.
Auditor laporan keuangan (institut Akuntansi Terdaftar Belanda atau NivRA)
Pelaporan Keuangan
Kualitas
pelaporan keuangan Belanda sangat seragam, laporan keuangan wajib harus disusun
dalam bahasa Belanda, namun dalam bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman dapat
diterima. Laporan Keuangan harus memuat hal-hal berikut :
1.
Neraca
2.
Laporan Laba Rugi
3.
Catatan-catatan
4.
Laporan Direksi
5.
Informasi lain yang direkomendasikan
Pengukuran Akuntansi
Metode
yang digunakan adalah metode pembelian, goodwill merupakan perbedaan antara
biaya akusisi dengan nilai wajar aktiva dan kewajiban yang dibeli.
Fleksibilitas Belanda dalam pengukuran akuntansi dapat terlihat dengan
diperbolehkannya penggunaan nilaii kini untuk aktiva berwujud seperti
persediaan dan aktiva yang disusutkan. Karena perusahaan – perusahaan Belanda
Memiliki Flesibilitas dalam menerapkan aturan pengukuran, dapat diduga bahwa
terdapat kesempatan untuk melakukan perataan laba. Pos –pos tertentu dapat
mengabaikan laporan laba rugi dan langsung disesuaikan terhadap cadangan dalam
ekuitas pemegang saham. Hal ini antara lain :
•
Kerugian akibat bencana yang tidak mungkin atau tidak umum untuk diasuransikan
•Kerugian
akibat nasionalisasi atau sejenis penyitaan lainnya
•
Onsekuensi akibat restrukturisasi keuangan
ü Inggris
Warisan Inggris bagi dunia sangat
penting. Inggris merupakan negara pertama di dunia yang mengembangkan profesi
akuntansi yang kita kenal sekarang. Konsep penyajian hasil dan posisi keuangan
yang wajar (pandangan benar dan wajar) juga berasal dari Inggris.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Dua
sumber utama standar akuntansi keuangan di Inggris adalah hukum perusahaan dan
profesi akuntansi. Undang-undang tahun 1981 menetapkan lima prinsip dasar
akuntansi :
1.
Pendapatan dan beban harus ditandingkan menurut dasar akrual
2.
Pos aktiva dan kewajiban secara terpisah dalam setiap kategori aktiva, dan
kewajiban dinilai secara terpisah
3.
Prinsip konservatisme
4.
Penerapan kebijakan akuntansi yang konsisten dari tahun ke tahun diwajibkan
5.
Prinsip kelangsungan usaha diterapkan untuk perusahaan yang menggunakan
akuntansi
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini.
Undang-undang tersebut berisi aturan penilaian yang luas dimana akun-akun dapat ditentukan berdasarkan biaya historis atau biaya kini.
Pelaporan Keuangan
Pelaporan
keuangan Inggris termasuk yang paling komprehensif di dunia. Laporan keuangan
umumnya mencakup :
1.
Laporan Direksi
2.
Laporan Laba dan Rugi dan Neraca
3.
Laporan Arus Kas
4.
Laporan Total Keuntungan dan Kerugian yang diakui
5.
Laporan Kebijakan akuntansi
6.
Catatan atas Referensi dalam Laporan Keuangan
7.
Laporan Auditor
Pengukuran Akuntansi
Inggris
memperbolehkan baik metode akusisi dan merger dalam mencatat akuntansi untuk
Penggabungan usaha. Meskipun demikian, kondisi penggunaan metode merger begitu
ketat sehingga hampir tidak pernah digunakan. Pada Tahun 2003, Departemen
perdagangan dan Perindustrian mengumumkan bahwa mulai bulan Januari 2005,
Seluruh perusahaan Inggris diperbolehkan untuk menggunakan IFRS, selain GAAP
ü Amerika
Serikat
Akuntansi di Amerika Serikat diatur
oleh Badan Sektor Swasta (Badab Standar Akuntansi Keuangan/FASB), hingga tahun
2002 Institut Amerika untuk Akuntan Publik Bersertifikat.
Regulasi dan Penegakan Aturan Akuntansi
Prinsip-prinsip
akuntansi yang diterima secara umum (GAAP) terdiri dari seluruh standar,
aturan, dan regulasi keuangan yang harus diperhatikan ketika menyusun laporan
keuangan, laporan keuangan seharusnya menyajikan secara wajar posisi keuangan suatu
perusahaan dan hasil operasinya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secar umum.
Pelaporan keuangan
Laporan
tahunan yang semestinya dibuat sebuah perusahaan AS yang besar meliputi :
1.
Laporan manajemen
2.
Laporan auditor independen
3.
Laporan keuangan utama (laporan laba rugi,arus kas,laba komprehensif, ekuitas
pemegang saham)
4.
Diskusi manajemen dan analisis atas hasil operasi dan kondisi keuangan
5.
Pengungkapan atas kebijakan akuntansi dengan pengaruh paling penting terhadap
laporan keuangan
6.
Catatan atas laporan keuangan
7.
Perbandingan data keuangan tertentu selama lima atau sepuluh tahun
8.
Data kuartal terpilih
Laporan
keuangan konsolidasi bersifat wajib dan laporan keuangan AS yang diterbitkan
biasanya tidak memuat hanya laporan induk perusahaan saja. Aturan konsolidasi
mengharuskan seluruh anak perusahaan yang dikendalikan (yaitu, dengan
kepemilikan yang melebihi 50 persen dari saham dengan hak suara) harus
dikonsolidasikan secara penuh, walaupun operasi anak perusahaan tersebut tidak
homogen. Laporan keuangan interim (kuartalan) diwajibkan untuk perusahaan yang
sahamnya tercatat pada bursa efek utama. Laporan ini biasanya hanya berisi
laporan keuangan ringkas yang tidak diaudit dan komentar manajemen secara
singkat.
Pengukuran Akuntansi
Aturan
pengukuran akuntansi di Amerika Serikat mengasumsikan bahwa suatu entitas usaha
akan terus melangsungkan usahanya. Pengukuran dengan dasar akrual sangat luas
dan pengakuan transaksi dan peristiwa sangat tergantung pada konsep penanding.
3. TRANSLASI MATA UANG ASING
TRANSLASI MATA UANG ASING (Akuntansi Internasional)
A)
Perbedaan translasi
dan konversi antar mata uang asing.
Translasi tidak sama dengan konversi. Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang kedalam nilai ekuivalen dollar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi
seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing
ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang domestic berdasarkan kurs
nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan
dalam mata uang lainnya. Mata uang Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam
pasar global. Dengan dihubungkan lewat jaringan telekomunikasi yang canggih,
para pelaku pasar mencakup bank dan perantara mata uang lainnya, kalangan
usaha, para individu, dan pedagang professional. Dengan menyediakan tempat bagi
para pembali dan penjual mata uang, pasar mata uang asing memfasilitasi
transfer pembayaran internasional (contoh: dari importer kepada eksportir),
memungkinkan terjadinya pembelian atau penjualan internasional secara kredit
(contoh: letter of credit suatu bank yang memungkinkan barang dikirimkan kepada
pembeli yang belum dikenal sebelum dilakukan pembayaran), dan meyediakan alat
bagi para individu atau kalangan usaha untuk melindungi diri mereka dari resiko
nilai mata uang yang tidak stabil. Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar
spot, forward, atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya
harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot
dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antar
Negara, perbedaan suku bunga nasional dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar
di masa mendatang. Transaksi pada pasar forward adalah perjanjian untuk
melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke dalam mata uang
lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar forward dinyatakan
dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap melibatkan
pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau pembelian
forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering memanfaatkan
transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih
tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap
pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.
B)
Istilah dalam
translasi mata uang asing.
Translasi adalah penjabaran mata uang asing. Translasi
merupakan pertukaran mata uang asing (diatur oleh IAD no.21)
1. Translasi terjadi apabila perusahaan anak cabang telah
signifikan, dan ada MNC (Multy National Corporete)
2. Translasi merubah satuan yang berbeda-beda menjadi
satuan uang.
3. translasi yang bermaun krus
Translasi merupakan proses penerjemahan bahasa pemograman
( source code) menjadikan sebuah file atau berupa tampilan lain. Proses
Transalai meliputi istilah: Compile, Interpret, dan Link. Program aplikasi
computer (perangkat lunak) yang biasa dikembangkan dapat berada dalam tiga
bentuk:
1. Source-code
2. Intermediate-code
3. Executable-code
Ada Dua Proses Tahap Translasi :
1. Translasi dari source-code ke intermediate-code
2. Translasi dari intermediate-code ke executable-code
Variasi Pendekatan Translasi
Pendekatan translasi program komputer dalam bentuk source-code
ke executable-code :
1.
Full-interpretation.
Translasi dari source-code langsung ke executable-code dengan menggunakan sat
tahap saja.
2.
Mixed. Translasi
dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (dihasilkan output
file). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat interpret (tidak
dihasilkan output file)
3.
3. Full-compilation.
Translasi dari source-code ke intermediate-code bersifat compile (output file
ada). Translasi dari intermediate-code ke executable-code bersifat compile juga
(output file ada).Kata ‘compile’ dipakai sebagai istilah translasi yang
menghasilkan output file . Untuk selanjutnya, kata compile bermakna ‘translasi
dari source-code ke intermediate-code (yang menghasilkan output file)’.Dalam
praktek, pemakaian kata ini sangat sembarangan, bisa berarti apa.
C)
Keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing.Perlakuan-perlakuan akuntansi menyebabkan
penyesuaian-penyesuaian intemasional ini sama beragamnya dengan
prosedur-prosedur translasi yang melatarbelakanginya. Karenanya, solusi-solusi
yang masuk akal atas masalah bagaimana memperlakukan “keuntungan atau kerugian”
translasi ini sangat dibutuhkan. Pendekatan-pendekatan atas akuntansi bagi
penyesuaian translasi dimulai dari pendekatan deferral (penundaan) hingga
pendekatan yang tidak mengharuskan penundaan sama sekali, dengan
perlakuan-perlakuan hibrida diantara keduanya.
Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.
Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.
No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.
Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.
Mayor deferal.Memasukkan penyesuaian-penyesuaian translasi dalam laba berjalan secara umum umum ditentang dengan alasan bahwa penyesuaian-penyesuaian tersebut hanyalah produk dari proses penyajian ulang. Yaitu, perubahan-perubahan dalam valuta domestik ekivalen dari aktiva bersih perusahaan anak di luar negeri “belum terealisasi”, tidak memiliki efek atas arus kas valuta lokal yang ditimbulkan oleh entitas di luar negeri yang mungkin sedang melakukan investasi ulang atau membayar kembali kepada perusahaan induk. Memasukkan penyesuaian-penyesuaian semacam itu dalam laba berjalan, dengan demikian, akan menyesatkan. Dalam situasi-situasi ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Meskipun begitu, pendekatan deferral, mungkin ditentang dengan alasan bahwa nilai tukar tidak kembali ke keadaan semula dengan sendirinya. Bahkan jika hal itu terjadi, penyesuaian-penyesuaiati deferral atau transaksi akan didasari pada prediksi nilai tukar, upaya yang paling susah dalam praktik. Situasi-situasi bisa timbul dimana hasil-hasil operasi mengalami salah saji hanya karena kesalahan peramalan. Bagi beberapa pihak, penundaan kerugian atau keuntungan translasi menutupi perilaku perubahan nilai tukar; yaitu, perubahan-perubahan kurs merupakan fakta historis dan pemakai-pemalcai laporan keuanganakan terlayani dengan baik jika dampak-dampak fluktuasi nilai tukar dicatat ketika dampak-dampak ini muncul. Menurut FAS No. 8(paragraf 199), “Kurs selalu berfluktuasi; akuntansi seharusnya tidak memberi kesan bahwa kurs tersebut stabil”.
Deferral dan Amortisasi. Beberapa pengamat menyukai penundaan keuntungan dan kerugian translasi dan mengamortisasikan penyesuaian-penyesuaian ini selama usia item-item neraca yang bersangkutan. Apresiasi marka terhadap dolar antar tanggal konsolidasi menghasilkan kerugian translasi. Berdasarkan asumsi bahwa biaya dari aset termasuk pengorbanan yang diperlukan untuk mengurangi dan menghapus kewajiban yang terkait, kerugian translasi akan diperlakukan sebagai bagian dari biaya aset yang bersangkutan dan diamortisasikan menjadi beban selama usia produktif aset Tersebut.
No deferral. Pilihan ketiga dalam akuntansi bagi keuntungan dan kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian atau keuntungan tersebut dalam laporan laba-rugi secepatnya. Penundaaan macam apapun dianggap semu dan menyesatkan. Selain itu, kriteria-kriteria penundaan dianggap tidak mungkin diimplementasikan dan secara internal tidak konsisten. Jadi, pendekatan tradisionalnya adalah mengakui kerugian dengan segera tetapi hanya mengakui keuntungan sejauh keuntungan tersebut telah terealisasi. Walaupun bersifat konservatif, penundaan keuntungan translasi semata-mata dilakukan karena keuntungan “menolak” bahwa perubahan kurs telah terjadi.
Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba berjalan, sayangnya, berarti melibatkan elemen random dalam laba yang bisa mengakibatkan gejolak laba yang signifikan setiap kali nilai tukar berubah. Selain itu, memasukkan keuntungan dan kerugian “di atas kertas” semacam itu ke dalam laba yang dilaporkan bisa menyesatkan pembaca laporan keuangan, karena penyesuian-penyesuaian ini tidak selalu menyediakan informasi yang cocok dengan dampak ekonomi yang diharapkan dari perubahan kurs atas arus kas perusahaan.
D)
Pengaruh metode
translasi mata uang asing terhadap laporan keuangan.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
Ketiga nilai tukar berikut ini digunakan ketika melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic. Pertama, kurs ini adalah kurs nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan. Kedua, kurs histories adalah kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali terjadi. Terakhir, kurs rata-rata yaitu rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai tukar histories. Pengaruh penggunaan kurs nilai tukar histories dibandingkan dengan kurs nilai tukar kini terhadap laporan keuangan ketika digunakan sebagai koofisien translasi mata uang asing. Kurs nilai tukar histories umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestic.
1.
Single Rate Method
Berdasarkan pendekatan translasi ini, laporan keuangan
operasi luar negeri, yang dianggap oleh perusahaan induk sebagai entitas yang
otonom, memiliki domisili pelaporan mereka sendiri. Ini adalah lingkungan
akuntansi lokal tempat dimana perusahaan afiliasi asing tersebut
mentraksaksikan urusan bisnisnya. Untuk mempertahankan “rasa” lokal dari
laporan valuta, suatu cara harus ditemukan agar translasi bisa dilaksanakan
dengan distorsi yang minimal. Cara yang paling baik adalah penggunaan metode
kurs berlaku.
Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Karena semua laporan keuangan valuta asing sebenarnya dikalikan dengan suatu konstansta, metode translasi ini mempertahankan hasil keuangan dan hubungan asli (misalnya. rasio-rasio keuangan) dalam laporan konsolidasi dari entitas-entitas individual yang dikonsolidasi. Hanya bentuk perkiraan-perkiraan luar negeri, bukan hakekatnya, yang berubah dalam metode kurs berlaku.
Meskipun menarik dan sederhana secara konseptual, metode
kurs berlaku dipersalahkan oleh sebagian orang karena merusak tujuan dasar dari
laporan keuangan konsolidasi, yaitu karena menyajikan, untuk keuntungan
pemegang saham perusahaan induk, hasil-hasil operasi dan posisi keuangan
perusahaan induk dan perusahaan-perusahaan anaknya dari perspektif valuta
tunggal yaitu. mempertahankan valuta pelaporan perusahaan induk sebagai unit
pengukuran. Dalam metode kurs berlaku, hasil-hasil konsolidasi akan
mencerminkan perspekfif-perspektif valuta dari masing-masing negara tempat
dimana perusahaan-perusahaan anak berada. Misalnya, jika sebuah aktiva
dip=roleh sebuah perusahaan anak di luar negeri seharga VA 1,000 ketika kursnya
adalah VA 1=$1, maka biaya historisnya dari perspektif dolar adalah $1.000;
dari perspektif valuta lokal juga $1,000. Jika kurs berubah menjadi VA 5 = $1,
biaya historis aset tersebut dari perspektif dolar (translas’ biaya historis)
tetap $1,000. Jika valuta lokal tetap dipertahankan sebagai unit pengukuran,
nifai aset akan diekspresikan sebesar $200 (translasi kurs berlaku).
Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
Metode kurs berlaku juga dipersalahkan karena mengasumsikan bahwa semua aktiva-valuta lokal dipengaruhi oleh risiko nilai tukar (yaitu, mengasumsikan bahwa fluktuasi valuta domestik yang ekivalen, yang disebabkan oleh fluktuasi kurs translasi berjalan, merupakan indikator perubahan nilai intrinsik aktiva-aktiva tersebut). Hat ini jarang benar karena nilai persediaan dan aktiva-aktiva tetap di luar negeri umumnya didukung oleh inflasi lokal.
2.
Multiple Rate
Methods
Metode-metode kurs berganda mengkombinasikan nilai tukar
berjalan dan historis dalam proses translasi.
metode semacam itu akan dibahas berikut ini. Metode
berlaku-historis. Berdasarkan pendekatan berlaku-historis, yang populer di AS
dan ditempat-tempat lain sebelum tahun 1976, aktiva lancar dan kewajiban lancar
sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaporan
perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku. Aktiva dan kewajiban
non-lancar ditranslasikan dengan kurs historis.
Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh. Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi. Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini. Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
Item-item laporan laba-rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata-rata masing-masing bulan operasi atau dengan basis rata-rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan. Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat aset yang bersangkutan diperoleh. Metodologi ini, sayangnya, memiliki sejumlah kelemahan. Misalnya, metode ini kurang memilik justifikasi konseptual. Definisi-definisi yang ada mengenai aktiva dan kewajiban lancar dan non-lancar tidak menjelaskan mengapa cara klasifikasi seperti itu menentukan kurs mana yang akan digunakan dalam proses transiasi. Metode moneter-nonmoneter. Seperti halnya metode berlaku-historis, metode moniter-nonmoneter memakai pola klasifikasi neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Karena item-item moneter diselesaikan dalam kas; pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan item-item valuta asing menghasilkan valuta domestik ekivalen yang mencerminkan nilai realisasi atau nilai penyelesaiannya.
Metode Temporal Menurut pendekatan temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu). Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur; metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran. Translasi saldo valuta asing, misalnya, hanya mengubah (restate) denominasi persediaan. tidak penilaian aktualnya. Dalam GAAP AS, aktiva kas diukur berdasarkan jumiah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan hutang dinyatakan dalam jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar pada saat jatuh tempo. Kewajiban dan aktiva lain diukur pada harga yang berlaku ketika item¬item tersebut diperoleh atau terjadi (harga historis). Meskipun begitu, beberapa diantaranya diukur berdasarkan harga yang berlaku pada tanggal laporan keuangan (harga berjalan), seperti persediaan dibawah aturan biaya atau pasar. Pendek kata, ada dimensi waktu yang berkaitan dengan nilai-nilai uang ini. Menurut Lorensen, cara terbaik untuk mempertahankan basis-basis akuntansi yang digunakan untuk mengukur item-item valuta asing adalah dengan mentranslasikan jumlah uang luar negerinya dengan kurs yang berlaku pada tanggal pengukuran uang luar negeri berlangsung. Prinsip temporal dengan demikian menyatakan bahwa uang, piutang, dan hutang yang diukur pada jumlah yang dijanjikan seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban yang diukur pada harga uang seharusnya ditranslasikan memakai kurs yang berlaku pada tanggal yang berkenaan dengan harga uang tersebut.
E) Evaluasi dan pemilihan metode translasi mata uang
asing. Metode konversi mata uang Diseluruh dunia setidaknya dikenal 4 jenis
metode konversi mata uang, yaitu :
1. Metode Current/Non current
Metode ini merupakan metode yang paling tua di antara
metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset dan kewajiban lancer
dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata uang Negara asal dengan
kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun. Sedang asset dan kewajiban
yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya depresiasi, dikonversikan pada
kurs histories, yaitu kurs pada saat asset diperoleh ataupun pada saat
kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang perusahaan di luar negeri yang
memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam mata uang local akan
meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat devaluasi dengan metode
current/non current. Sebaliknya bila modal kerja ternyata negative dinilai
dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan (translation gain) akibat revaluasi
dengan metode tersebut. Namun demikian, metode ini tidak mempertimbangkan unsur
ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk mentranslasikan aktiva lancar
secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas, piutang, dan persediaan dalam mata
uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai tukar. Hal ini tentu tidak tepat.
Sebaliknya, translasi utang jangka panjang berdasarkan kurs histories
mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi kedalam tahun penyelesaian.
2.
Metode Monetary/non
monetary
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga,
piutang, dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang
lancar dan utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos
nonmoneter, seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang,
dikonversi pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
3.
Metode temporal Dengan
menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi
pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut
suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran. Translasi
saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi
pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).
Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).
Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).
4.
Metode Current rate
Metode ini merupakan metode yang paling mudah karena
semua pos neraca dan laba/rugi dikonversi dengan kurs saat ini. Metode ini
direkomendasi oleh Ikatan Akuntan Inggris, Skotlandia, dan Wales, serta secara
luas digunakan oleh perusahaan-perusahaan Inggris. Dengan metode ini, bila
asset yang didenominasi dalam valas melebihi kewajiban dalam valas, suatu
devalusai akan menghasilkan kerugian. Variasi dari metode ini adalah
mengkonversi semua asset dan kewajiban, kecuali asset tetap bersih yang
dinyatakan dengan kurs saat ini.
E)
Transaksi
dengan mata uang asing
Ciri utama yang
istimewa dari sebuah transaksi mata uang asing adalah penyelesainnya
dipengaruhi dalam suatu mata uang asing. Jadi, transaksi dalam mata uang asing
terjadi pada saat suatu perusahaan membeli atau menjual barang dengan
pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan
meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Suatu transaksi mata uang
asing dapat berdenominasi dalam satu mata uang, tetapi diukur atau dicatat
dalam mata uang yang lain. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi,
petimbangkanlah pertama-tama istilah mata uang fungsional. Mata uang fungsional
sebuah perusahaan diartikan sebagai mata uang lingkungan ekonomi yang utama
dimana perusahaan beroperasi dan menghasilkan arus kas. Jika suatu operasi anak
perusahaan luar negeri relative berdiri sendiri dan terintegrasi dalam Negara
asing (yaitu sutau anak perusahaan yang menghasilkan produk untuk distribusi
setempat), umumnya akan menghasilkan dan mengeluarkan uang dalam mata uang
local (Negara-negara domisili). Dengan demikian mata uang local (contoh euro
untuk anak perusahaandari suatu perusahaan AS yang berada di Belgia) adalah
mata uang fungsionalnya. Untuk menggambarkan perbedaan antara suatu transaksi
yang berdenominasi dalam suatu mata uang tetapi diukur dalam mata uang lainnya,
misalkan sebuah anak perusahaan AS di Hong Kong membeli persediaan barang
dagangan dari Republik Rakyat Cina yang dibayarkan dalam renmimbi. Mata uang
fungsional anak perusahaan adalah dollar AS. Dalam kasus ini, anak perusahaan
akan mengukur transaksi mata uang asing yang berdenominasi dalam renmimbi ke
dalam dollar AS, mata uang yang digunakan dalam catatan bukunya. Dari sudut
pandang induk perusahaan, kewajiban anak perusahaan berdenominasi dalam
renmimbi, tetapi diukur dalam dollar AS, mata uang fungsionalnya, untuk
keperluan konsolidasi
F)
Hubungan
translasi mata uang asing dengan inflasi
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya
perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada
akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh
lebih rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba
yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi
yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih
menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar
yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar
negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi
yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan
yang palsu atas keuntungan masa depan. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum
proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka
dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di
AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang
fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan
hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar
aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan
menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam
mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang
signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak
dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.
4. Eksposure Dan Akuntansi
Valas
Ada 4 metode untuk
menstralai valas yaitu:
Metode Current Rate Pada metode ini semua item neraca ( kecuali
modal)ditranslasi pada kurs sekarang, Sedangkan akun modal saham dan agio modal
ditranslasi pada kurs historis. Pada metode ini laba dan rugi translasi valas
tidak mempengaruhi laporan hasil usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan
sifat asset dan utang atau lama waktu atau durasi. 6.3.2.2 Metode Temporal Pada
metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan besarnya kurs yang
digunakan dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan biaya ditranslasi
dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan untuk setiap
basis ukuran( kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga pasar
sekarang). 6.3.2.3 Metode Current/ Non-Current Prinsip-prinsip yang mendasari
adalah asset dan utang harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta
berbasis pada klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan
dengan pengaruh ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang. 6.3.2.4
Metode Moneter / Non-Mo Transaksi Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya
aksposur valas, yang disebabkan karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas
yaitu aksposur transaksi, eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai
substansi ekonomi yang harus diplaporkan pada laporan keuangan. 6.1. Pasar
Valas dan Kurs Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu
negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan
transaksi antar valas diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik,
pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau
institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam
hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market
dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang
sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail,
penyelesaiannya adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale
market butuh waktu sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para
partisipan mengadakan kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas
pada waktu mendatang. Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa
mendatang( forward rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih
mahal disbanding dengan kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika
sebaliknya. Sistem moneter dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada
saat kurs mudah goyah (volatile), penting bagi para manajer untuk waspada
terhadap resiko valas dan mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk
mengatasinya. Daya saing perusahaan terlibat dalam bisnis internasional dapat
dipengaruhi oleh fluktuasi kurs. 6.2. Eksposur Valas Eksposur valas merupakan
sebuah ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai
pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valas
secara konvensional diklasifikasi menjadi 3 tipe: 1. Eksposur translasi atau
eksposur akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan nilai bersih
perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang disebabkan oleh
fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya.
Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian,
translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja semua perusahaan afiliasi
dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke dalam sebuah valuta umum (
yaitu valuta perusahaan induk). 2. Eksposure transaksi Berkaitan dengan
sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan dala valas terhadap perubahan
kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan tersebut. Eksposur transaksi
dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut: a. Membeli atau menjual barang
secara kredit b. Meminjam atau meminjamkan dana dalam valas c. Terikat kontrak
untuk membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang d.
Transaksi lain untuk mendapatkan asset atau utang yang dinyatakan dalam valas.
3. Eksposur ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang
terhadap operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap
perusahaan-perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi
langkah-langkah strategis yang dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau
mempertahankan nilai perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak
diduga. Eksposur ini bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih
besar dari variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang. 6.3. Akuntansi Untuk
Fluktuasi Kurs Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi resiko
terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal tersebut
ada manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi valas karena
tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak setiap
transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa
terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi.
Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai,
jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah
yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi
transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan
hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi
transaksi tersebut. 6.3.1. Akuntansi Transaksi Valas Dalam transaksi valas
salah satu isu akuntansinya adalah bagaimana transaksi tersebut harus dicatat
dalam melaporkan valuta pada tanggal terjadinya transaksi dan pada saat
penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai, terdapat persetujuan umum bahwa transaksi
harus dicatat dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi( spot exchange
rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada 2 lagi isu akuntansi yang muncul,
salah satunya adalah bagaimana melaporkan penyesuaian kurs pada tanggal
pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai apakah transaksi harus dianggap
sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah transaksi : 6.3.1.1 . Pendekatan
Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
6.3.1.2. Pendekatan Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang
dianggap sebgai sebuah transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari
transaksi asli yang berupa pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam
pendekatan ini manajemen tidak dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal
penyelesaian transaksi. 6.3.2 Akuntansi Translasi Valas Pada transaksi kredit
menimbulkan masalah mengenai bagaimana melaporkan perubahan kurs, antara kurs
pada tanggal transaksi dan kurs pada tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat
mengenai hal ini: - pendapat pertama dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan
keuangan harus mencerminkan kondisi keuangan pada tanggal transaksi atau
tanggal penyesuaian. - Pendapat kedua, tidak dilakukan penyesuaian, kurs
tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca, seperti halnya dengan kurs pada
tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak direalisasi akan berubah menjadi
kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal penyelesaian. neter Semua item
moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada neraca sebuah perusahaan anak
diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs sekarang, karena metode ini berpersepsi
bahwa item-item tersebut terpengaruh oleh resiko kurs. Sebagian besar item
laporan hasil usaha di translasi pada kurs rerata untuk periode tersebut.
Daftar pustaka :